Bapak/Ibu seperti yang telah kita ketahui bahwa pembelajaran bukan sekadar aktivitas yang berfokus pada penguasaan konten, tetapi merupakan proses yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, keyakinan, perilaku, dan sikap murid (Mayer, 2002). Benjamin Franklin pernah berkata “Tell me and I forget, teach me and I may remember, involve me and I learn.” Kutipan ini menekankan bahwa pembelajaran yang efektif terjadi ketika murid terlibat secara aktif dalam proses belajar, bukan sekadar mendengarkan atau menghafal informasi. Belajar terjadi ketika murid terlibat untuk mengalami, mengeksplorasi, dan mengaplikasikan pengetahuannya dalam situasi nyata (Fink L D, 2013).
Kerangka pembelajaran merupakan panduan sistematis untuk menciptakan pembelajaran mendalam. Fokus utama kerangka ini adalah mendorong pembelajaran yang bermakna, reflektif, dan kontekstual melalui praktik, lingkungan, dan kemitraan pembelajaran yang terencana. Oleh karena itu, perlu diupayakan dukungan dari seluruh aktor pendidikan pada setiap satuan pendidikan untuk menerapkan kerangka pembelajaran mendalam secara maksimal.
Pada mata pelatihan ini Bapak/Ibu akan mengidentifikasi ruang lingkup kerangka Pembelajaran Mendalam yaitu Praktik Pedagogis, Lingkungan Pembelajaran, Kemitraan Pembelajaran, dan Pemanfaatan Digital. Bapak/Ibu juga akan menganalisis studi kasus kerangka pembelajaran dan memberikan solusi pemecahan masalah yang relevan.
Bapak/Ibu mari kita merefleksi cerita singkat di bawah ini,
Bu Tyas guru IPA kelas VIII mendapati bahwa para muridnya memiliki minat tinggi terhadap isu lingkungan, terutama pencemaran sungai yang sering mereka dengar dari berita atau alami langsung. Dengan penuh semangat Bu Tyas dan murid-muridnya merencanakan pembelajaran berbasis proyek dan berencana melakukan observasi di bantaran Sungai Ciliwung, melakukan wawancara dengan Komunitas Peduli Ciliwung dan Pengelola Bank Sampah. Setelah melakukan observasi, murid mengidentifikasi beberapa topik yang menarik perhatian mereka, antara lain bank sampah, penyadaran masyarakat tentang kebersihan sungai, cara-cara pemisahan sampah organik dan anorganik, tehnik daur ulang sampah, dan sebagainya.
Pada pertemuan berikutnya, Bu Tyas membagi murid ke dalam beberapa kelompok proyek. Mereka merancang pelaksanaan proyek sesuai identifikasi topik yang telah dilakukan sebelumnya. Kelompok memiliki topik proyek yang berbeda diantaranya, proyek bank sampah, proyek kampanye kebersihan sungai, proyek pemisahan sampah organik dan anorganik, proyek daur ulang sampah, dan sebagainya. Murid diharuskan menyebarluaskan proyek mereka melalui dokumentasi dan pembuatan konten di media sosial. |
Setelah Bapak/Ibu mengeksplorasi dan menganalisis kasus kerangka pembelajaran mendalam, Bapak/Ibu dapat melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan berikut