Minggu, 05-10-2025
  • <strong>TERWUJUDNYA SMP NEGERI 5 LEIHITU YANG UNGGUL DALAM IMTAQ DAN IPTEK YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN</strong> <strong>TERWUJUDNYA SMP NEGERI 5 LEIHITU YANG UNGGUL DALAM IMTAQ DAN IPTEK YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN</strong> <strong>TERWUJUDNYA SMP NEGERI 5 LEIHITU YANG UNGGUL DALAM IMTAQ DAN IPTEK YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN</strong> <strong>TERWUJUDNYA SMP NEGERI 5 LEIHITU YANG UNGGUL DALAM IMTAQ DAN IPTEK YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN</strong> <strong>TERWUJUDNYA SMP NEGERI 5 LEIHITU YANG UNGGUL DALAM IMTAQ DAN IPTEK YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN</strong> <strong>TERWUJUDNYA SMP NEGERI 5 LEIHITU YANG UNGGUL DALAM IMTAQ DAN IPTEK YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN</strong>
  • <strong>TERWUJUDNYA SMP NEGERI 5 LEIHITU YANG UNGGUL DALAM IMTAQ DAN IPTEK YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN</strong> <strong>TERWUJUDNYA SMP NEGERI 5 LEIHITU YANG UNGGUL DALAM IMTAQ DAN IPTEK YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN</strong> <strong>TERWUJUDNYA SMP NEGERI 5 LEIHITU YANG UNGGUL DALAM IMTAQ DAN IPTEK YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN</strong> <strong>TERWUJUDNYA SMP NEGERI 5 LEIHITU YANG UNGGUL DALAM IMTAQ DAN IPTEK YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN</strong> <strong>TERWUJUDNYA SMP NEGERI 5 LEIHITU YANG UNGGUL DALAM IMTAQ DAN IPTEK YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN</strong> <strong>TERWUJUDNYA SMP NEGERI 5 LEIHITU YANG UNGGUL DALAM IMTAQ DAN IPTEK YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN</strong>

IN1.1.E. Kegiatan Pelatihan Luring 4

Diterbitkan : Rabu, 6 Agustus 2025

1. Pengantar

Seperti kita ketahui bahwa dalam Pengalaman Belajar terdapat tiga macam pengetahuan yang akan dikembangkan pada tahap Memahami yaitu : Pengetahuan Esensial, Pengetahuan Aplikatif dan Pengetahuan Nilai dan Karakter. Berdasarkan pengalaman selama ini, seringkali Pengetahuan Nilai dan Karakter terabaikan khususnya dalam mapel di luar Agama dan PPKn karena dianggap bukan bagian dari mapel tersebut. Hal ini telah menimbulkan adanya “gap” antara mapel Bapak/Ibu sebelum memulai aktivitas pelatihan, mari kita melakukan brainstorming terlebih dahulu. Pernahkah Bapak/Ibu menghadapi murid yang dapat mengingat teori dengan baik tetapi kesulitan saat harus menerapkannya dalam kehidupan nyata? Atau murid yang dapat mengerjakan soal dengan benar, tetapi tidak bisa menjelaskan mengapa jawaban tersebut benar? Fenomena ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang terjadi masih sebatas hafalan, bukan pemahaman yang mendalam. Akibatnya, murid hanya berorientasi pada nilai dan ujian tanpa benar-benar memahami konsep yang mereka pelajari. Dalam dunia pendidikan yang semakin menuntut pemecahan masalah nyata dan pemikiran kritis, bagaimana kita bisa memastikan bahwa murid tidak hanya sekadar mengingat informasi, tetapi juga mampu menggunakan pengetahuan mereka secara bermakna dalam berbagai situasi kehidupan?

Pada mata pelatihan ini Bapak/Ibu diharapkan mampu mengevaluasi contoh implementasi pengalaman belajar dan merancang pengalaman belajar pada murid pada suatu topik secara komprehensif.

 

2. Refleksi Awal

Sebelum memulai kegiatan pembelajarn ini mari kita melakukan refleksi sejenak, Mengapa Pendidikan Karakter di sekolah terkesan “gagal” sehingga membuat banyak murid yang memiliki sikap yang kurang baik yang terlihat dalam sikapnya terhadap guru atau orang yang lebih tua. Sekolah terkesan hanya menjadi tempat untuk mengajar dan bukan menjadi tempat untuk “mendidik” sebab aktivitas utama di dalam kelas hanyalah menyampaikan materi pelajaran lalu mengadakan ujian. Apakah ini sudah sesuai dengan tujuan utama dari pendidikan yaitu : membuat murid menjadi cerdas dan berkarakter?

 

3. Aktivitas Pelatihan

  1. Mari kita awali pelatihan ini dengan meminta peserta untuk menceritakan bagaimana cara yang mereka lakukan selama ini untuk “mengintegrasikan” nilai-nilai karakter dalam materi pelajaran di dalam kelas.
  2. Lalu berdasarkan sharing dari peserta, buat catatan dari mata pelajaran apa saja terdapat materi yang berhubungan dengan karakter dan dalam mata pelajaran apa saja yang “tidak pernah” mengintegrasikan materinya dengan nilai-nilai karakter.
  3. Minta guru yang mengajarkan materi yang “tidak memiliki” materi karakternya untuk mencari “apa hubungan” materi pelajaran yang mereka ajarkan dengan kehidupan se hari-hari murid (pembelajaran Bermakna).
  4. Selanjutnya diskusikan dengan peserta tentang strategi apa yang bisa dilakukan agar seluruh mata pelajaran bisa “mengintegrasikan” nilai-nilai karakter dalam materi yang diajarkan di dalam kelas.
  5. Lalu diskusikan cara “mengkaitkan” peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi di tengah masyarakat yang berhubungan dengan nilai-nilai karakter baik yang positif (kepedulian, rasa hormat, prestasi dll) maupun yang negatif (korupsi, pelecehan, kriminalitas dll).

4. Refleksi Akhir

Setelah mempelajari cara “mengintegrasikan” nilai-nilai karakter dalam setiap mata pelajaran, mari kita melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan berikut

  1. Bagaimana mempersiapkan proses integrasi nilai-nilai karakter kedalam materi akademis agar bisa lebih efektif?
  2. Bagaimana mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh Bapak/Ibu dalam proses integrase nilai-nilai karakter yang selama ini jarang bahkan tidak pernah dilakukan?
  3. Bagaimana cara menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan se hari-hari murid agar proses integrase nilai-nilai karakter bisa dilakukan dengan baik?
Penulis : admin

Tulisan Lainnya

IN1.2.A. Pengantar

Dibaca : 34 kali

IN1.3.B.2. Refleksi Awal

Dibaca : 29 kali

IN1.4.E.2. Refleksi Awal

Dibaca : 31 kali

Archives

"Ami Lete Mena"

Pengumuman